Barangkali di antara Anda ada yang
bermimpi mempunyai suatu usaha kuliner yang ramai dikunjungi pembeli sehingga
memberikan keuntungan yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan “hanya menjadi pegawai negeri”.
Tentu saja!! Bagi mereka yang berjiwa enterpreneur tentunya lebih tertarik
mempunyai sebuah usaha yang sukses daripada hanya bekerja menjadi karyawan.
Mereka punya keinginan kuat untuk mewujudkannya. Namun tekad saja tidaklah
cukup, akan tetapi perlu beberapa langkah untuk mewujudkannya. Berikut langkah
langkah tersebut:
1. Survey
Banyak sekali usaha kuliner yang baru
berjalan beberapa bulan, dengan desain tempat yang menarik namun pada akhirnya
gulung tikar. Kemungkinan sebelum menjalankan usaha tersebut disebabkan
karena
mereka berjualan tanpa didahului dengan survey terlebih dahulu.
Survey? Ya. Survey!!
Survey ini bertujuan memberikan forecast atas hasil usaha yang akan di
dapat. Sebagai contoh, kira-kira seberapa ramai tempat usaha kita akan
dikunjungi orang. Apakah tempat kita berjualan cukup strategis? Coba lihat spot
apa yang ada di sekitar situ yang membuat banyak orang lalu lalang didaerah
tersebut. Misal dekat sekolah, kompleks perkantoran, pasar, dekat kompleks
perumahan yang besar dll.
Lantas siapa saja yang ada di sekitar
situ yang kita-kira akan bersaing dengan usaha kita. Jangan takut bersaing. Kebanyakan orang
merasa sungkan kalau didekatnya berjualan dengan dagangan yang sama atau mirip-mirip
dengan dagangan kita. Jika kita unggul dalam hal cita rasa, pelayanan dan
kenyamanan kenapa tidak? Harga bisa jadi nomor dua.
Apakah dagangan kita akan disukai oleh
pembeli? Nah pertanyaan ini perlu ditelisik lebih dalam lagi. Jamaknya, orang
berjualan Mie Ayam, bakso, soto, dan seputarnya. Pernahkah Anda berpikir bahwa
orang akan bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Mereka sebenarnya
menginginkan pilihan menu yang lain. Akan tetapi soal masakan adalah soal
lidah. Makanan yang saya suka belum tentu disukai orang lain.
Demikian
sebaliknya. Kadang masakan etnis daerah tertentu tidak disukai etnis tertentu.
Orang Jawa tengah suka masakan yang manis. Orang Sumatra pedas dan berminyak.
Orang jawa timur cenderung asin. Naah, coba dilihat lagi siapa yang ada di
daerah itu. Barangkali distu banyak pendatang sehingga kita bisa menawarkan
alternatif pilihan menu masakan yang sesuai dengan lidahnya. Biasanya kalau
orang kantoran terutama dikota besar berasal dari luar daerah.
Terkadang kita juga perlu nimbrung njajan di suatu tempat
tertentu yang ramai didatangi pembeli untuk sekedar ingin tahu kira-kira apa
yang membuat tempat itu ramai dikunjungi pembeli. Rasanya kah? Harganya kah?
Atau sebab-sebab yang lain. Coba cari tahu.
2. Merinci
kebutuhan
Setelah mendapatkan tempat yang dirasa
cocok selanjutknya kita perlu merinci kira-kira apa saja yang dibutuhkan untuk
memulai suatu usaha. Selain peralatan untuk usaha juga keperluan untuk
mendesain tempat jualannya.
3. Mendesain
tempat
Mendesain tempat harus memenuhi unsur
kenyamanan, kebersihan dan keamanan bagi pengunjung. Jangan sampai calon
customer kita merasa tidak nyaman berada distu.
Pengunjung merasa nyaman kalau tidak merasa gerah, sehingga sirkulasi
udara perlu diperhatikan. Kadang orang jualan di bawah pohon lebih ramai
dibanding di sebuah ruko yang panas dan gerah. Ada kalanya pengunjung yang
datang adalah seorang karyawan sebuah perusahaan yang datang untuk istirahat
sejenak.
Selain nyaman juga harus bersih. Yang
utama sediakan tempat sampah yang cukup di ruangan sehingga pengunjung tidak
sembarangan membuang sampah seenaknya hanya karena tidak disediakan tempat
sampah. Keuntungan buat kita juga menghemat tenaga karena tidak perlu ekstra
tenaga untuk bersih-bersih sampah. Dinding ruangan juga harus bebas dari
coretan-coretan yang mengganggu pemandangan. Bekas aliran bocoran atap. Bila
perlu dinding dicat ulang supaya tampak lebih fresh. Agar lebih menarik dinding ruangan bisa ditambahkan lukiran
ata ornamen yang menambah daya tarik pengunjung. Bila perlu taruh bunga dipojok
ruangan.
Tempat duduk pengunjung juga harus
diperhatikan. Jangan sampai terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standarnya
jarak antara permukaan kursi dan permukaan meja sekitar 45 cm. Ini menyangkut ergonomi. Jadi pengunjung bisa menikmati
hidangan dengan nyaman.
4. Saatnya Action
Kunci sukses bisnis kuliner adalah
ketika pembeli kembali lagi ke tempat kita setelah mereka mencobanya. Coba
amati siapa-siapa saja yang datang. Apakah semuanya baru atau apakah diantara
mereka ada yang pernah berkunjung sebelumnya. Coba dievaluasi selama 3-6 bulan.
Jika banyak pengunjung yang kembali, optimislah tempat Anda akan ramai karena
yang datang selain orang yang baru juga orang lama yang kembali. Logis kan?
5. Upaya
promosi
Lakukan upaya promosi untuk menambah
banyaknya jumlah pengunjung. Setidaknya bikin orang untuk mencoba menu yang
ditawarkan. Pegang prinsip “kesan pertama
begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda”. Begitulah kira-kira. Jadi
stelah mereka mau mencoba masakan kita pastikan mereka puas dan berharap suatu
saat akan kembali lagi. Sukur-sukur bisa mengajak teman atau keluarganya.
Promosi dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Cara yang umum adalah dengan menyebarkan brosur-brosur ke
sekolah, kantor-kantor. Di samping itu juga perlu dibuatkan grup di BB, WA
maupun facebook. Dan yang menarik adalah Wechat karena memiliki kemampuan radar
dan menarik banyak orang walaupun kita sendiri tidak kenal. Gunakan bahasa yang
wajar dan lugas. Jangan berlebihan.
6. Nilai
Tambah
Ada baiknya ketika kita berjualan,
barang yang tersedia lebih lengkap. Ibarat sebuah rumah ketika isi perabotannya
lengkap maka si empunya rumah akan
lebih kerasan. Sediakan dagangan yang lain sehingga pembeli memiliki banyak
pilihan. Tidak harus dibuat sendiri karena belum tentu tenaga dan waktu kita
mencukupi. Disamping itu biaya juga lebih besar. Anda bisa menggandeng orang
lain untuk menyuplai dagangan dengan sistem titip jual. Kalau tidak laku toh
Anda juga tidak rugi. Akan tetapi Anda juga perlu menyeleksi apa saja yang
cocok Anda jual. Biasanya begitu itu banyak yang menawari Anda kalau Anda punya
tempat jualan. So, don’t worry.
Jangan lupa layani pembeli dengan
keramahan dan senyuman. Karena itu setidaknya membuat pembeli merasa senang.
7. Uji coba
Apabila
Anda baru pertama kali terjun dalam usaha kuliner, saya menyarankan agar
sebelum benar-benar menjalankan bisnis ini perlu diadakan uji coba. Maksud
penulis adalah, sebelum kita mengeluarkan banyak biaya untuk sewa tempat usaha,
membeli barang-barang keperluan dan sebagainya ada baiknya melakukan uji coba
yaitu kita mencoba menjual dagangan kita secara street food. Hal ini ditujukan
untuk melihat respon pembeli apakah dagangan kita bisa diterima atau tidak oleh
pelanggan.
Uji coba
ini bisa dilakukan 3 sampai 6 bulan setelah itu kita evaluasi. Coba perhatikan
apakah pembeli yang datang adalah semuanya pembeli baru? Ataukah ada pembeli
lama yang kembali? Ataukah setiap hari tidak ada yang beli? Waaah..kalau ini
terjadi bencana deh. Idealnya, seiring dengan berjalannya waktu maka yang
datang membeli dagangan kita adalah pembeli baru plus pembeli lama yang sudah
kembali. Artinya ini adalah pelanggan. Ingatkunci sukses usaha ini adalah
ketika pembeli datang kembali apalagi kembali dengan membawa teman atau keluarganya.
Kalau dalam rentang waktu 6 bulan pembelinya cukup banyak barulah Anda berpikir
untuk mencari tempat yang permanen untuk berjualan. Prinsip pelanggan adalah
bahwa ketika dia merasa puas dengan suatu tempat kuliner maka dimana pun berada
pasti akan dicari. Ya kan??
Naah, itu beberapa hal yang Anda bisa
lakukan ketika ingin mencoba membuka usaha kuliner. Dan satu hal lagi yang
perlu dijalankan adalah bahwa Anda harus berlaku jujur dan tidak lupa berdoa.
Semoga barokah.
Komentar
Posting Komentar